Kekuasaan dan Pengetahuan ala Foucault

Muhammad Fachri Darmawan
2 min readMar 29, 2021

Tidak ada kekuasaan yang dijalankan dengan kekerasan karena kekuasaan terjadi dalam situasi komunikatif di antara orang-orang yang sedang mencari dan berusaha untuk mengetahui esensi dari hidup bersama.

Bagi Foucault, kekuasaan tidak pernah lepas dari pengetahuan. Untuk itu, Foucault mengatakan bahwa,

“kekuasaaan menghasilkan pengetahuan. Kekuasaan dan pengetahuan saling terkait, tidak ada hubungan kekuasaan tanpa pembentukan yang terkait dengan bidang pengetahuan, dan tidak ada pengetahuan yang tidak mengandaikan serta tidak membentuk sekaligus hubungan kekuasaan”.

Ketika berbicara kaitan antara kekuasaan dan pengetahuan secara tidak langsung bersentuhan dengan kodrat manusia mencari dan mengetahui. Bisa dikatakan bahwa usaha mengetahui dalam konteks kekuasaan menurut Foucault harus diletakan dalam ranah sosietas. Ada banyak indikasi keterkaitan antara keduanya. Yang pertama ialah peran bahasa. Bagi Foucault, bahasa menjadi sarana dalam mengartikulasikan kekuasaan.

Gagasan ini sejalan dengan apa yang dikatakan Habermas yang melihat bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi memiliki powerfullty propaganda dan wacana. Atau dengan kata lain, dengan menerapkan teori emansipatoris, Habermas menunjukan kekuasan atau politik juga menunjukan pola komunikatif, diskursif, kritis dalam hidup sosial. Oleh karena itu, tidak ada kekuasaan yang dijalankan dengan kekerasan karena kekuasaan terjadi dalam situasi komunikatif di antara orang-orang yang sedang mencari dan berusaha untuk mengetahui esensi dari hidup bersama.

Foucault bukan tanpa dasar meletakkan pengetahuan sebagai dasar kekuasaan agar di dalamnya orang diajak untuk berpikir dan bertindak kritis bukan hanya timbul dari luapan emosi semata. Selain itu, dengan melukiskan penjara sebagai tempat pembentukan kekuasaan, Foucault menunjukan pentingnya mekanisme kekuasaan. Kekuasaan setiap orang perlu ditata sebaik mungkin demi terjaminya kesejahteraan. Pengakuan akan adanya berbagai bidang dalam kehidupan tidak pernah terlepas dari pengaruh berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Ilmu-ilmu pengetahuan secara tidak sadar membentuk karakter kehidupan suatu masyarakat misalnya saja, negara-negara Eropa yang mengalami kemajaun begitu pesat dalam berbagai bidang kehidupan dan disadari bahwa hal ini didorong oleh semangat mereka untuk mengembangkan berbagai bidang ilmu pengetahuan secara efektif. Selain itu, setiap ilmu pengetahuan memiliki otonimitas kekuasaan misalnya sosiologi, antropologi, matematika, politik, fisika, kimia, dan sebagainya. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut memberi sumbangan dalam hidup bermasyarakat.

Kekuasaan dan kekuatan dari setiap bidang ilmu pengetahuan secara tidak sadar menjadi dasar dan membangkitkan ideologi bersama untuk mencapai cita-cita hidup bersama. Untuk itu, kekuasaan dalam pengertian Foucault tidak menunjuk pada figur atau bidang tertentu tetapi meliputi segala dimensi kehidupan manusia.

--

--